KELUAR TAK DAPAT KEMBALI, ATAU MASUK TAK DAPAT KELUAR LAGI
“Apabila kematian menjadi ujung usia, maka panjang pendek tiada beda.”
Sulaiman bin Abdu Malik, salah seorang khalifah Bani Umaiyah, suatu ketika berdiri didepan cermin. Tiba-tiba muncul perasaan bangga terhadap dirinya. Parasnya yang masih belia dan tampan mempesona ia pandangi lekat-lekat. Ia berkata, “ Aku seorang raja yang masih muda.” Ia berkata kepada budak perempuan yang tergolong saleha.
“Apa pendapatmu terhadap diriku ?”
Budak prempuan itu menjawabnya dengan puisi:
Anda sebagus-bagusnya rupawan
Tentu bila anda kekal
Tetapi sayang
Tak ada satupun manusia yang abadi
Aku tidak melihat kekurangan orang lain ada padamu
Tetapi anda pastia kan mati
Presiden, mentri, gubenur, pejabat maupun penjahat, semuanya akan merasakan mati. Kekuasaan tentara, dokter tidak dapat melindungi mereka dari kematian. Begitu juga harta kekayaan yang melimpah, bahkan perhiasan emas, perak sekali pun. Apa yang bisa diperbuat oleh orang yang akan meninggal dengan barang-barang itu ? Tidak ada. Apakah bisa ia pergunakan untuk menyogok malaikat izrail ? Apakah barang-barang itu ia bawa keliang kuburan untuk menyuap malaikat Munkar dan Nakir ? “Orang bilang kain kafan tak berkantong.”
Ada salah seorang raja membangun istana. Bangunan itu ia perindah dengan memberinya hiasan. Pokoknya bikin megah. Selain itu, dilengkapi dengan perkakas mewah. Barang-barang yang ada disitu sangat berharga dan tak pernah terpikir oleh manusia.
Suatu hari, sang raja berkata kepada orang-orang disekitarnya. “menurut kalian adakah yang kurang dari istanaku ini, yang perlu aku lengkapi lagi ?” Semuanya menggelengkan kepala, menunjukan bahwa istana benar-benar telah sempurna. Tetapi, ada salah seorang diantara mereka berkata, “Ya, menurutku ada yang kurang, namun tuan raja tidak bisa melengkapinya.” Sang Raja penasaran, “Bagaimana tidak mungkin ? Bukannya aku memiliki kekuasaan dan banyak harta !” Orang saleh itu menjelaskan, “Kekurangan istana ini adalah: Anda keluar dan tidak dapat kembali lagi kepadanya, dan anda masuk dan tidak data keluar lagi darinya.”
Begitulah semua tempat tinggal. Seberapa megah dan bagusnya kita membangun, suatu saat nanti kita akan keluar dan tidak akan dapat masuk lagi, atau masuk dan tak dapat keluar lagi. Lantaran kita mati. “Kullu nafsin dza-iqatulmaut.”
Kematian pasti dating. Kebinasaan pasti tiba. Senikmat apapun kita merasakan kehidupan ini, pasti kita meninggalkannya. “ Hai orang-orang yang beriman, janganah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS.Al-Munafiqun: 9).
Wallahu waliyuttafiq.
www.matahatikumatahariku.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar